Health Clinic Service,health clinic services,health clinic services beth israel,rural health clinic services act of 1977,rural health clinic services act,rural health clinic services,walmart health clinic services,mcgill health clinic services,southampton health services-diet clinic,mercy health services clinic durango
Friday, February 18, 2011
Iron Maiden, Obat Mujarab Yang Nostalgia Metal
Nyata benar, bahwa kedatangan Iron Maiden dalam konser "The Final Frontier World Tour 2011" di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta, Kamis (17/2/2011), banyak dijadikan momentum bernostalgia oleh para penggemarnya di Indonesia. Beberapa penonton yang hadir malam tadi mengungkapkan, nomor-nomor klasik Iron Maiden yang justeru "mengena" di hati mereka setelah puluhan tahun dirindukan bisa berkonser di Indonesia.
John Deacon, misalnya. Datang mengenakan kaos hitam bergambar Iron Maiden, Ia mengaku "kapalan" untuk urusan Iron Maiden dan selalu mengejar ke mana pun band heavy metal asal Inggris itu berkonser di luar negeri.
"Konser mereka di Rusia dan Singapura kemarin juga saya nonton dan untungnya ada kesempatan. Saya ini sudah dicekoki musik rock dari tahun '83 dan Iron Maiden sampai sekarang masih saya dengarkan, cuma memang hanya nomor-nomor lama mereka. Lagu-lagu terbarunya saya enggak ngikutin," kata Deacon.
Ada penyebabnya Deacon mengaku demikian. Ia bilang, dirinya bukan tidak suka dengan lagu-lagu baru Iron Maiden, tetapi sejak Bruce Dickinson hengkang dari Iron Maiden, Deacon perlahan menjauhi band itu.
Seperti diketahui, Dickinson pernah meninggalkan Iron Maiden setelah sebuah tur perpisahan pada 1993 untuk berkonsentrasi di solo karirnya. Penampilan terakhirnya dengan band pernah difilmkan oleh BBC dan dirilis sebagai live video "Raising Hell".
Kemudian, bersama Adrian Smith, Dickinson kembali bergabung dengan Iron Maiden pada 1999 dan membuat sebuah tur kecil. Sejak itulah, kerinduan Deacon dengan Iron Maiden kembali memuncak.
Dengan hidupnya yang mapan, kini Deacon mulai mengejar konser-konser Iron Maiden di mancanegara, mulai dari Amerika Serikat, Jepang, sampai Australia, dan terakhir malam ini, di Jakarta. Bahkan, setelah konser malam ini di Jakarta, Deacon sudah bersiap menyongsong konser Iron Maiden di Bali, 20 Februari 2011 mendatang.
"Vokal yang melengking dan energi yang prima, itulah hebatnya Dickinson di mata saya. Dia pakai suara perut dan staminanya tak pernah kendor di panggung, lihat saja. Ini membuat kita juga semangat menyaksikannya," komentar Deacon, di tengah bisingnya konser.
Tak ubahnya Deacon, alasan Bagus Netral pun begitu. Ia mengatakan, Iron Maiden tetap konsisten, baik dari sisi produktivitas mencetak album hingga menggelar konser dunia.
"Perjalanan mereka selama 30 tahun lebih itu hebat sekali dan kita di Indonesia memang menantikannya," ujar pemain bas Netral itu sesaat menjelang konser.
Ia mengakui, ide-ide kreatif kru Iron Maiden juga selalu konsisten untuk mendukung perjalanan band tersebut. Atraksi panggungnya selalu enerjik meski semua personilnya terbilang berusia sepuh.
Terbukti
Sebanyak 16 lagu dibawakan tuntas oleh Iron Maiden, yaitu "The Final Frontier", "El Dorado", "2 Minutes to Midnight", "Coming Home", "Dance of Death", "The Trooper", "The Wicker Man", "Blood Brothers", "When the Wild Wind Blows", "The Evil That Men Do", "The Talisman", "Fear of the Dark", "Iron Maiden", "The Number of the Beast", "Hallowed Be Thy Name", serta Running Free. Namun, dari pantauan Kompas.com, lagu-lagu yang mendapatkan apresiasi tertinggi justeru nomor-nomor lawas mereka, yaitu "2 Minutes to Midnight", "The Trooper", "The Wicker Man", "Fear of the Dark", "Iron Maiden", "The Number of the Beast", serta "The Trooper".
Selain karena rata-rata penonton terlihat sangat hapal jika menyanyikan nomor-nomor lawas tersebut, mereka juga mengakui, selama ini banyak ketinggalan dengan sosok Iron Maiden.
"Saya punya koleksinya, tapi mulai berhenti sejak adanya band-band lain seperti Metallica, Anthrax, dan lain-lain hingga di generasi musik metal sekarang," kata Faiz, salah seorang penonton.
Kris pun mengakui itu. Datang bersama lima kawannya ke area konser, harapannya adalah mengobati kerinduan saat-saat masa jaya Iron Maiden di paruh awal 1990-an.
"Sebetulnya saya terlambat mengenal mereka, karena waktu SMA melihat ada koleksi kakak yang suka Iron Maiden. Tapi karena perkembangan musik sangat cepat, sementara koleksi kakak saya tidak bertambah, saya juga tidak lagi mengikuti Iron Maiden. Padahal saya tahu, mereka keren banget dengan lagu-lagu lamanya dulu," kata Kris.
Kendati demikian, konser Iron Maiden tentu bukan hanya konser untuk mereka yang mengenal akrab Iron Maiden di "zaman baheula". Karena tadi malam, banyak juga terlihat anak-anak muda usia SMA yang menonton, tetapi sangat menggilai lagu-lagu lawas grup itu.
"Lagu baru mereka tahu, tapi kalau mau bilang paling keren, ya, memang yang lama-lama. Legend soalnya," ujar Tommy, yang datang bersama rombongan seusia ABG.
entertainment.kompas.com